Saturday, 15 August 2015

Pengorbanan Seorang Sahabat

Oleh : Ma Gint’s
 
“Pernahkah kamu bermimpi tentang hidup bahagia bersama orang yang kamu cintai? Aku pernah, dan sampai sekarang mimpi itu masih tetap menjadi mimpi yang ingin kuwujudkan di dalam hidupku. Sebuah mimpi yang tak-kan pernah mati selama nafas ini masih berhembus. Mimpi yang memang harus diraih dan diperjuangkan sampai titik darah penghabisan. Dan aku menyesal karena tak pernah mencoba untuk meraihnya.

Begitulah kalimat terakhir yang kudengar dari seorang yang sangat berharga, seorang sahabat yang selalu menemani dan membantu di saat aku membutuhkan. Seorang sahabat yang tak-kan pernah terganti entah itu di kehidupan sekarang atau nanti. Sahabat yang berjuang demi cinta dan mati juga demi cinta.

Aku masih ingat ketika pertama bertemu dengannya, sekitar 15 tahun yang lalu ketika mereka baru saja pindah ke kota ini. Mereka menempati rumah yang berada di samping rumah kami. Rumah itu memang sudah beberapa tahun kosong, tidak ada yang menempati setelah penghuni terakhirnya pindah dari sana.

Ketika itu aku sedang bermain bola bersama teman lainnya di pekarangan sekitar komplek tempat kami tinggal. Kulihat dia sedang termenung sendiri sambil sesekali memperhatikan kami yang sedang bermain. Terlihat jelas dari raut wajahnya, kesepian tak punya teman. Sebenarnya itu hal yang wajar dialami setiap anak ketika keluarga mereka baru pindah rumah, aku juga pernah merasakan hal yang sama 5 tahun yang lalu ketika kami pertama pindah ke komplek ini.

Setelah beberapa kali melirik dia, aku pun menghampirinya dan memberi salam perkenalan padanya.

“Gin!” Ucapku sambil memberi salam padanya

Dia membalas salamku dan memberitahukan namanya. “Hendra!” Sahutnya

Kemudian aku mengajaknya ikut bergabung bersama teman lainnya untuk bermain bersama dan memperkenalkannya kepada teman lainnya.

Semenjak itu kami sering melakukan rutinitas kami bersama seperti belajar bersama, tidur bersama, dan hal-hal menyenangkan lainnya. Semua itu membuat kami menjadi seperti saudara, untuk hal ini aku memang telah menganggapnya sebagai saudara.

*          *          *          *          *

Hendra pernah menyukai seorang gadis manis semasa kami SMA dulu. Ketika itu dia sama sekali tak berani mengungkapkan perasannya pada gadis tersebut. Naomi, nama gadis itu adalah Naomi. Dimataku dia adalah seorang gadis yang paling cantik di dunia ini, karena sekarang ini dia telah menjadi pasangan hidupku.

Sebenarnya dulu aku sama sekali tak menyukai Naomi, tetapi karena Hendra tak punya nyali untuk mendekatinya, dia memaksaku untuk berpura-pura mencintai Naomi dan berusaha mendekatinya. Yah... karena Hendra yang meminta aku terpaksa menyanggupinya. Keesokan harimya aku memulai pergerakan, mlakukan pendekatan dengan Naomi. Selama sebulan, setiap harinya aku menghampirinya untuk sekedar berbasa-basi tak penting. Tapi ternyata dia merasa nyaman bersamaku dan mulai menunjukkan gerak-gerik mencurigakan. Aku tahu kalau dia mulai menyukaiku dan menyimpan rasa terhadapku tapi tidak denganku, aku sama sekali tak memiliki rasa padanya.

Beberapa bulan telah berlalu semenjak kejadian itu, aku mulai bingung dan tak tahu apa yang harus kulakukan sementara Hendra memintaku untuk meneruskan sandiwara ini. Aku merasa bersalah dan berdosa karena mempermainkan perasaan Naomi, tetapi di satu sisi aku juga tak bisa menolak permintaan Hendra. Jadi aku memilih untuk meneruskan sandiwara cinta tersebut.

Hendra sama sekali tak memiliki rasa cemburu melihat kami sering bersama, bahkan dia terlihat bahagia melihat hal tersebut.

Setahun telah berlalu, aku mulai merasa ada yang lain dengan diriku, aku mulai merasakan benih-benih cinta yang yang tumbuh di dalam hati, pada siapa lagi kalau bukan Naomi. Mungkin kebersamaan selama setahun terakhir yang membuatku memiliki rasa padanya.

Aku–pun mendiskusikan hal tersebut pada Hendra. Ketika itu aku kaget mendengar tanggapannya, aku tak percaya dia merestui hubungan kami, padahal dia juga mencintai Naomi dan aku mengetahui hal tersebut.

“Kenapa Ndra? Kenapa kau merestui hubungan kami, padahal kan kau yang lebih dulu menyimpan rasa pada Naomi?” tanyaku

“Tak ada alasan buatku untuk tidak merestui hubungan kalian, aku memang menyimpan rasa pada Naomi. Tapi Gin, Naomi sama sekali tak memiliki rasa padaku. Naomi itu mencintai kamu Gin, bukan aku. Dan aku melihat bahwa Naomi akan bahagia bersamamu karena sekarang kamu juga memiliki rasa padanya. Aku juga akan bahagia melihat kalian bahagia.” Jawab Hendra sambil menitikkan air mata

Ketika itu aku tahu Hendra hancur, aku tahu hatinya remuk, tapi dia merelakan Naomi jatuh ke pelukanku dan tabah menghadapi hal tersebut.

*          *          *          *          *

Setelah lulus SMA Hendra memutuskan untuk menjadi fotografer lepas, berbekal kamera yang dibeli dari hasil tabungannya dia berangkat meninggalkanku yang memilih melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi. Tapi setiap enam bulan sekali dia pasti pulang mengunjungi keluarganya dan aku dan menceritakan pengalamannya selama jauh  dari rumah.

Dari cerita-ceritanya, akhirnya aku mengetahui pekerjaan yang ditekuninya dan dia berkata bahwa dia mencintai pekerjaannya. Dia bekerja sebagai penulis artikel travel di sebuah media online, sebagai penulis artikel travel tentu dia tak pernah menetap lama di suatu lokasi. Tetapi satu yang menjadi mimpinya dan sangat ingin diraihnya adalah hidup bahagia bersama orang yang dicintainya.

Hendra tak pernah bercerita tentang gadis yang mengisi hatinya saat ini. Ketika aku bertanya padanya mengenai hal tersebut dia selalu menjawab bahwa belum saatnya bagiku untuk mengetahui hal tersebut. Mendengar jawabannya, aku tak pernah menuntutnya untuk segera mengatakan siapa gadis tersebut. Aku hanya berpikir bahawa belum saatnya bagiku untuk mengetahuinya.

*          *          *          *          *

“Maaf Gin aku tak pernah memberitahumu mengenai penyakitku ini. Aku sama sekali tak ingin membuatmu khawatir mengenai keadaanku. Dan menurut dokter, hari ini adalah hari terakhirku di dunia ini.” Kata Hendra yang sedang berbaring di tempat tidur rumah sakit

“Itu tak mungkin Ndra, menusia tak-kan mungkin tahu hidup dan mati seseorang. Kau akan tetap hidup, bersamaku, di sini. Bukankah kita saudara?” Pungkasku sambil menitikkan air mata

“Gin...”

“Ya, ada apa Ndra?”

“Dulu aku pernah bilang padamu kalau aku mencintai seorang wanita kan, tapi aku tak pernah mengatakan siapa wanita tersebut.”

“Ya kau memang tak pernah mengatakannya, kau hanya mengatakan bahwa belum saatnya bagiku untuk mengetahui sosok wanita tersebut.”

“Kali ini aku akan mengatakannya Gin, akan kukatakan padamu siapa wanita yang mengisi hatiku itu. Kemari! Mendekatlah Gin! Aku sudah tak memiliki tenaga untuk berbicara lagi.”

Aku mendekat menghampirinya, untuk mengetahui siapa wanita tersebut.

“Pertama, kamu harus janji Gin, ini merupakan rahasia di antara kita berdua, aku tak ingin ada orang lain yang mengetahuinya, apalagi wanita tersebut.”

“Ya, aku janji akan merahasiakannya Ndra. Janji sebagai sahabat dan saudara.” Balasku

“Wanita itu... wanita itu... wanita itu adalah Naomi, aku minta maaf Gin karena masih mencintai Naomi. Bahkan setelah kalian menikah aku masih memendam rasa padanya.” Kata Hendra sambil meneteskan air mata

Mendengar hal tersebut, aku merasa seperti disambar petir dan dan diterpa ombak secara bersamaan.

“Jadi selama ini...”

“Iya Gin, aku masih mencintai Naomi, dari dulu sampai sekarang, aku tak pernah bisa berpaling darinya. Dan karena aku tahu kalau Naomi sangat mencintai kamu dan bahagia bersamamu, aku memutuskan untuk pergi meninggalkan kalian. Sebenarnya aku pergi bukan karenga ingin, tapi karena aku memang harus pergi dari kehidupan kalian. Aku tak mau menjadi duri bagi kebahagiaan kalian.”

Aku menitikkan air mata mendengar perkataan Hendra, selama ini aku tak pernah tahu kalau ternyata dia masih memendam rasa pada Naomi. Aku tak pernah tahu, dan aku merasa sangat bersalah padanya.

“Kamu harus janji Gin, ini rahasia di antara kita berdua, bahkan Tuhan pun tak boleh tahu mengenai hal ini.”
“Iya... aku janji tak-kan ada orang lain yang mengetahui hal ini.” Sahutku

“Pernahkah kamu bermimpi tentang hidup bahagia bersama orang yang kamu cintai? Aku pernah, dan sampai sekarang mimpi itu masih tetap menjadi mimpi yang ingin kuwujudkan di dalam hidupku. Sebuah mimpi yang tak-kan pernah mati selama nafas ini masih berhembus. Mimpi yang memang harus diraih dan diperjuangkan sampai titik darah penghabisan. Dan aku menyesal karena tak pernah mencoba untuk meraihnya.”

“Ndra... Ndra... Hendra!!! Teriakku tak percaya melihat seorang sahabat yang telah kuanggap sebagai saudara telah meninggalkan dunia ini

Dia pergi begitu cepat setelah berjuang melawan penyakit yang mengerogoti tubunya, kata dokter dia menderita kanker hati dan tak pernah mencoba untuk mengobati penyakitnya tersebut. Aku merasa sangat kehilangan setelah kepergiannya. Seperti ada yang kurang dalam hidupku. Sahabat, saudara yang sangat berharga bagiku telah meninggalkanku selamanya.

Ndra... apa kamu tahu? Kamu tak-kan pernah mati. Kamu akan terus hidup, di sini. Di dalam hati ini. Aku telah berjanji padamu mengenai rahasia kita, tapi kamu juga harus berjanji padaku kalau kita pasti akan bertemu lagi. Tapi bukan sekarang.

Selamat jalan sobat.

18 comments:

  1. moto yg sangat bagus gan
    nice info

    ReplyDelete
  2. Sedih broo :'( sahabat ane juga banyak

    ReplyDelete
  3. ya ampun kenapa gak happy ending aja sih ceritanya.. sedih banget.. punya sahabat baik yg meninggal ;(

    ReplyDelete
  4. artikelny bermanfaat :3
    btw endingny mengharukan T_T

    www.playwithginting.blogspot.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. thanks udah singgah gan. salam Mejuah-Juah

      Delete
  5. Nice artikel gan, banyak makna dan arti dari setiap pengorbanan sahabat :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. thanks bwt penilaian n kunjungannya gan...

      Delete
  6. sahabat memang selalu bersedia berkorban .. :'(

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya gan... karena itu sahabat merupakan orag yang penting di hidup kita

      Delete
  7. cerita yang bisa menjadi bahan refrensi untuk kedepannya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener ganget gan, btw thanks udah visit gan...

      Delete
  8. kasian banget :( sahabat selalu sedia berkorban :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang kalo sahabat banyak yg rela berkorban gan..

      Delete
  9. http://beritadomino2o6.blogspot.com/2017/06/menurut-pakar-seks-ini-yang-dipikirkan.html

    http://jutawandomino206.blogspot.com/2017/06/foto-hot-siswi-smp-berhubungan-badan.html

    http://detik206.blogspot.com/2017/06/sering-di-hooh-oleh-pacar-ibu-siswi-sd.html

    http://marimenujudomino206.blogspot.com/2017/06/polisi-tidur-saat-bertugas-jaga-di-pos.html


    HALLO TEMAN-TEMAN DAFTARKAN SEGERA DIDOMINO206.COM JUDI ONLINE TEPERCAYA & AMAN 100% !

    SANGAT MUDAH MERAIH KEMENANGAN TUNGGU APALAGI AYO BURUAN DAFTARKAN TEMAN-TEMAN^_^

    UNTUK PIN BBM KAMI : 2BE3D683

    ReplyDelete